Bedog Arts Fest (BAF) adalah festival seni pertunjukan lintas disiplin berbasis komunitas yang tumbuh di tepian Sungai Bedog, Sleman, sejak tahun 2007. Dinaungi oleh Yayasan Banjarmili, festival ini mempertemukan seniman, warga, komunitas, dan publik dalam semangat regenerasi nilai, pelestarian lingkungan, dan keberlanjutan sosial-budaya.Pada edisi ke-15 tahun ini, BAF mengusung tema “Sambung-Menyambung”, tema ini mengajak publik untuk melihat keterhubungan antara alam, manusia, dan kebudayaan sebagai satu ekosistem yang saling menopang. Tema ini juga menjadi refleksi atas semangat keberlanjutan — bukan hanya dalam karya seni, tapi juga dalam hubungan sosial, ekologis, dan pengetahuan yang diwariskan lintas generasi.Bedog Arts Fest adalah bagian dari Jogja Festivals & Sleman Creative Weeks, tahun ini kami mencoba untuk memperluas jangkauan program ke arah praktik festival ramah lingkungan, pemberdayaan masyarakat, pameran, dan film dokumenter.
17 – 19 Oktober 2025 (2 + 1 Hari: Pertunjukan & Pemutaran Film)
Studio Banjarmili, Kradenan, Sleman
Pameran arsip dan artefak kekaryaan
(alm.) Martinus Miroto.
Menampilkan pertunjukan seniman lintas disiplin di tepian Sungai Bedog.
Sebuah film dokumenter perjalanan Miroto.
Kolaborasi dengan warga, Get Plastic, dan Bank Sampah Go-Green.
memperkenalkan seni pertunjukan
kepada anak-anak Kradenan.
Sosialisasi Warga Kradenan (26 September) Pengenalan program BAF 2025 kepada warga Kradenan sebagai langkah awal membangun keterlibatan bersama.
Workshop Pengolahan & Pemilahan Sampah (27 September)
Pelatihan bagi panitia, warga, dan calon pelapak Pasar Warga dalam praktik pengelolaan sampah berkelanjutan.
Workshop Miroto Dance Company & Pembekalan Pasar Warga (5 Oktober)
Aktivasi artistik dan ekonomi kreatif berbasis warga — bersama narasumber dari Pasar Papringan.
Opening Pameran (Te)topengan Miroto & Press Conference (10 Oktober)
Pembuka resmi rangkaian festival dan perkenalan arah program tahun ini.
Program Sosial & Kolaborasi Warga (11–12 Oktober)
Pemeriksaan kesehatan gratis, pembekalan tim waste management, dan kerja bakti bersama warga, Koramil, serta komunitas.
Temu Media & Tumpengan (16 Oktober)
Doa bersama warga dan panitia menjelang hari pelaksanaan festival.
2 + 1 Hari Peristiwa: Pertunjukan dan Layar Bedog
17–19 Oktober 2025: Pertunjukan Lintas Disiplin
Sungai Bedog kembali menjadi panggung alami bagi seniman dari berbagai daerah dan disiplin. Dari kesenian tradisi hingga karya eksperimental, setiap pertunjukan menjadi bentuk dialog antara tubuh, ruang, dan alam.
Hari ke-3 – Layar Bedog
19 Oktober 2025 | Screening Film Dokumenter “Penumbra: Perjalanan Miroto”
Kerja sama dengan Indonesiana TV dan Balai Media Kebudayaan Kemdikbud. Program ini juga menampilkan pemutaran tambahan dalam program “Sinema Warga” bekerjasama dengan KDM Cinema.
Sebuah penutupan yang reflektif, menandai kesinambungan antara seni pertunjukan dan sinema sebagai ruang pembelajaran bersama.
Menumbuhkan rasa ingin tahu dan regenerasi seni
24 Oktober 2025 – Program “Anak & Seni”
Studio Banjarmili kembali membuka ruang bagi anak-anak sekitar Kradenan untuk belajar dan menyaksikan pertunjukan seni khusus anak — kolaborasi bersama Gulali Festival, festival pertunjukan anak berskala nasional.
Program ini menjadi langkah kecil Yayasan Banjarmili dalam menumbuhkan apresiasi seni sejak dini dan menyambung kedekatan anak-anak dengan ruang kreatif di lingkungannya sendiri.
Tahun ini, Bedog Arts Fest menghadirkan seniman lintas disiplin dari berbagai wilayah di Indonesia — dari kesenian tradisi hingga pertunjukan eksperimental. Mereka datang dengan semangat sambung-menyambung, menafsir ulang hubungan antara tubuh, alam, dan masyarakat melalui karya mereka.
Setiap penampil akan berinteraksi langsung dengan ruang Sungai Bedog, menjadikan festival ini bukan sekadar panggung, melainkan peristiwa yang hidup bersama warga dan lingkungan sekitarnya.
Sebuah ruang penghormatan untuk Martinus Miroto, sekaligus refleksi tentang keberlanjutan, tubuh, dan kehidupan yang tumbuh dari Sungai Bedog.
Pameran (Te)topengan Miroto menjadi pembuka rangkaian Bedog Arts Fest 2025, menghadirkan arsip, artefak, dan dokumentasi kekaryaan (alm.) Martinus Miroto — pendiri Bedog Arts Fest, maestro tari, dan pendidik yang menanamkan nilai keberlanjutan, spiritualitas tubuh, dan kesadaran ekologis dalam setiap praktik seninya.
Pameran ini bukan sekadar retrospektif, tetapi ruang tafsir. Ia menghubungkan benda dengan ingatan, arsip dengan pengalaman tubuh, dan generasi masa lalu dengan masa kini.
Dalam ruang ini, publik diajak tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan bagaimana gagasan Miroto terus hidup dan menyambung di antara warga, seniman, dan Sungai Bedog.
Upaya merawat bumi dimulai dari hal sederhana: kesadaran, keterlibatan, dan kebersamaan antara warga dan seniman.
Pameran (Te)topengan Miroto menjadi pembuka rangkaian Bedog Arts Fest 2025, menghadirkan arsip, artefak, dan dokumentasi kekaryaan (alm.) Martinus Miroto — pendiri Bedog Arts Fest, maestro tari, dan pendidik yang menanamkan nilai keberlanjutan, spiritualitas tubuh, dan kesadaran ekologis dalam setiap praktik seninya.
Pameran ini bukan sekadar retrospektif, tetapi ruang tafsir. Ia menghubungkan benda dengan ingatan, arsip dengan pengalaman tubuh, dan generasi masa lalu dengan masa kini.
Dalam ruang ini, publik diajak tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan bagaimana gagasan Miroto terus hidup dan menyambung di antara warga, seniman, dan Sungai Bedog.
© Bedog Arts Fest 2025. All rights reserved.